Minggu, 16 Oktober 2011

Elegi Ritual Ikhlas IV : Menemukan Ruh

Dengan membaca elegi ini, mengingatkan kita agar selalu membersihkan hati dan pikiran terhadap hal yang bersifat negatif.
Dengan membaca elegi ini juga dapat menyegarkan dan menyejukkan hati serta pikiran kita.
Dibutuhkan keikhlasan dan kerendahan hati untuk meneladani Rasulullah SAW, dan Allah SWT memerintahkan untuk selalu mencontoh akhlak beliau.
Semoga kita selalu mendapatkan ridho dari ALLah SWT
Amin....

Elegi Menyesali Rumahku yang Terlalu Besar

Tuhan telah memberikan begitu banyak kenikmatan, seperti bangunan dengan segala kemudahan dan fasilitasnya. Tetapi kita melupakan apa sebenarnya makna yang terkandung di dalamnya. Kita juga melupakan apa yang harus kita lakukan untuk-Nya. Kita terlalu sombong akan keadaan kita dan melupakan sesuatu yang lebih berharga....
Ya Allah ampunilah dosa hambamu ini....

Sabtu, 15 Oktober 2011

Elegi Silaturahim Matematika

Semakin menguatkan bahwa :
Matematika itu ada di mana-mana menurut ruang dan waktu.
Matematika itu berdimensi.
Matematika itu hidup dan menghidupkan.
Tokoh-tokohnya akan selalu hidup dan tidak akan pernah mati.
Maka, tinggal apa yang dapat kita perbuat dan akan kita lakukan dengan matematika.

Elegi Pemberontakan Para Logos

Sesuatu yang benar menurut kita, belum tentu benar di mata orang lain.
Sesuatu yang salah menurut kita, belum tentu salah di mata orang lain.
Sesuatu yang baik menurut kita, belum tentu baik di mata orang lain.
Sesuatu yang buruk menurut kita, belum tentu buruk di mata orang lain.
Hidup yang seimbang dan berharmoni adalah makna dari kehidupan yang sebenarnya.
"Proses" adalah kata yang tepat untuk menjelaskan apakah hidup itu karena kita manusia.
Tetapi kita hanya manusia, yang tidak lepas dari hati, pikiran, jiwa dan raga.
Selalu refleksi diri dan berusaha menjadi yang lebih baik adalah salah satu caranya.
Selalu memohon ampun kepada Tuhan lah jalannya.

Senin, 10 Oktober 2011

Elegi Menggapai Matematika Yang Tidak TUNGGAL

Judul                          : Elegi Menggapai Matematika Yang Tidak TUNGGAL
Oleh                           : Dr. Marsigit, M.A.
Refleksi Filsafat Oleh  : Ana Agustyaningsih (11709251018 PPs PM B '11) 


Menurut Plato, Matematika itu  "sudah ada lengkap dari sononya".  Sebagian orang tidak mampu menemukan matematika dikarenakan " jiwanya/pikirannya terpenjarakan oleh badannya". Sedangkan Aristoteles mendefinisikan "Matematika sebagai pengalaman".

Menurut saya, matematika itu sangat luas. Setiap orang dapat melihat dan menganggap matematika itu dari segala sudut dan dimensi. Apa yang setiap orang pikirkan tentang matematika tergantung dari hati, pikiran, dan perbuatannya sekaligus juga sudut dan dimensi pada saat ia memikirkannya. Untuk mencapai pemahaman tentang matematika itu sendiri dibutuhkan proses yang dinamakan belajar. Padahal setiap orang mempunyai kecepatan, tempo dan jangka waktu yang berbeda-beda dalam menemukan pemahaman yang sebenar-benarnya. Dan apabila orang tersebut masih merasa jalan di tempat maka pikiran dan jiwanya  masih "terpenjara oleh badannya". Sehingga dibutuhkan suatu perenungan dan refleksi diri untuk menjadi yang lebih baik.

Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 2: Intuisi dalam Matematika (2)

Judul                          : Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 2: Intuisi dalam Matematika (2)
Oleh                           : Dr. Marsigit, M.A.
Refleksi Filsafat Oleh  : Ana Agustyaningsih (11709251018 PPs PM B '11)

Dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.
Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik atau diagram maupun menyimpulkan dari suatu pelajaran yang disampaikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik.

Minggu, 09 Oktober 2011

Elegi Seorang Guru Menggapai Kesempatan

Judul                          : Elegi Seorang Guru Menggapai Kesempatan
Oleh                           : Dr. Marsigit, M.A.
Refleksi Filsafat Oleh  : Ana Agustyaningsih (11709251018 PPs PM B '11) 

Aspek Ontologi:
Menurut hemat saya, tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.

Aspek Epistimologi:
Tugas guru yang paling utama adalah "to facilitate of learning" (memberi kemudahan belajar), bukan hanya menceramahi atau mengajar peserta didik, kita memerlukan guru yang demokratis, jujur dan terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didiknya.

Aspek Aksiologi:
Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pembelajaran, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik belajar. Dan apabila modal dasar bagi peserta didik itu sudah ada maka dapat digunakan untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi berbagai kemungkinan dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan.

Elegi Mendengarkan Tangisan Para Filsuf

Judul                          : Elegi Mendengarkan Tangisan Para Filsuf
Oleh                           : Dr. Marsigit, M.A.
Refleksi Filsafat Oleh  : Ana Agustyaningsih (11709251018 PPs PM B '11) 

Aspek Ontologi:
Mengajar bukan sesuatu yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Siswa setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi manusia dewasa yang sadar tanggung jawab terhadap diri sendiri, wiraswasta, berpribadi dan bermoral.

Aspek Epistimologi:
Mengingat tugas yang berat itu, guru yang mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilaksanakan seefektif mungkin, agar guru tidak asal mengajar.
Menurut Mursel, prinsip-prinsip mengajar itu antara lain: konteks, fokus, sosialisasi, individualisasi, sequence, dan evaluasi.

Aspek Aksiologi:
Proses pembelajaran yang efektif sangat bergantung pada keenam prinsip tersebut. Belajar yang efektif tergantung pada corak kemaknaan yang penuh dari belajar itu. Keenam prinsip yang praktis itu salah satu yang tidak dapat diabaikan, agar dapat mengorganisasikan proses belajar untuk mencapai taraf maksimal mengenai kemaknaan penuh, juga untuk mencapai efektivitas maksimal, serta mendapatkan hasil terbaik dan autentik.

Minggu, 02 Oktober 2011

Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 10: Architectonic Mathematics (2)

Judul                          : Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 10: Architectonic Mathematics (2)
Oleh                           : Dr. Marsigit, M.A.
Refleksi Filsafat Oleh  : Ana Agustyaningsih (11709251018 PPs PM B '11) 

Aspek Ontologi:
Menurut hemat saya, architectonic mathematics adalah hal yang berhubungan, selaras atau menyesuaikan dengan kaidah matematika atau terkait dengan matematika atau memiliki karakteristik kualitas matematika. Dalam hal ini guru dan siswa sangat berperan penting.

Aspek Epistimologi:
Siswa diberikan seluas-luasnya dan sebesar-besarnya kesempatan untuk membangun matematikanya sendiri dengan dibantu kemampuan logika dan penalaran serta pengamatan terhadap fenomena matematika. Guru bertindak sebagai pembimbing dan memperkuat pondasi-pondasi yang telah dibangun siswa.

Aspek Aksiologi:
Semakin kuat kemampuan logika dan penalaran siswa maka semakin bertahan pengetahuan itu dalam pikiran siswa

Elegi Menggapai Sumber Bacaan_Makalah_Penelitian_Pengabdian Masyarakat_tentang Matematika_Pendidikan Matematika_dan Filsafat

Judul                           :  Elegi Menggapai Sumber Bacaan_Makalah_Penelitian_Pengabdian Masyarakat_tentang Matematika_Pendidikan Matematika_dan Filsafat
Oleh                           : Dr. Marsigit, M.A.
Refleksi Filsafat Oleh  : Ana Agustyaningsih (11709251018 PPs PM B '11) 

Aspek Ontologi:
Pada hakekatnya, sumber adalah segala sesuatu yang bernilai, baik itu yang terlihat ataupun yang tidak terlihat yang dapat dimanfaatkan dalam melakukan melakukan proses pertolongan terhadap individu atau kelompok yang mengalami masalah.

Aspek Epistimologi:
Semakin banyak kita membaca semakin luas dan berkembang pengetahuan kita. Memperbanyak referensi bacaan merupakan salah satu cara untuk memperkuat proses perkembangan tersebut.

Aspek Aksiologi:
Sumber bacaan ini merupakan salah satu sarana untuk dapat melihat begitu dalam dan luasnya pengetahuan itu

Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 11: Apakah Matematika Kontradiktif ? (Bagian Kesatu)

Judul                           Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 11: Apakah Matematika Kontradiktif? (Bagian Kesatu)
Oleh                           : Dr. Marsigit, M.A.
Refleksi Filsafat Oleh  : Ana Agustyaningsih (11709251018 PPs PM B '11) 


Aspek Ontologi:
Kontradiksi adalah tanda perkembangan. Jadi bila terdapat kontradiksi dalam matematika, maka matematika itu dalam proses perkembangan. Perkembangan tersebut dapat di dalam pikiran kita maupun di luar pikiran kita, dapat bernilai benar maupun salah dan tidak ada satu orangpun yang dapat menilai kebenarannya. Semuanya merupakan suatu proses yang akan bermuara pada satu titik yaitu Allah SWT.

Aspek Epistimologi:
Selalu berusaha untuk belajar dan memahami segala sesuatu baik dalam matematika maupun ilmu lain karena banyak yang belum tergali di dalamnya

Aspek Aksiologi:
Semakin menyadari kekurangan dan kelemahan kita sehingga semakin kita berusaha untuk belajar dan terus belajar