Kamis, 24 November 2011

Elegi Menggapai Pengetahuan Obyektif

Menurut hemat saya, pengetahuan subyektif hanya akan tinggal di dalam diri kita, tetapi pengetahuan obyektif akan dapat bergerak menuju hal perbaikan. Pengetahuan subyektif hanya akan berjalan di tempat tanpa ada pergerakan yang signifikan karena dia hanya jalan ditempat saja di dalam diri kita. Tetapi pengetahuan obyektif akan berkembang karena dengan cara saling berbagi dengan orang lain akan mengaktifkan dan mengembangkan pikiran kita. Hal ini juga dapat disebut hidup yang menghidupkan. Ini dikarenakan adanya timbal balik yaitu kita menggunakan pengetahuan kita untuk dibagikan kepada orang lain, dan kita juga mendapat feedback lain berupa tambahan pengetahuan maupun hal-hal lain baik berupa saran, maupun kritik guna perbaikan yang lebih baik. Maka belajar dan terus belajar karena merupakan kebutuhan kita dan saling berbagi agar hidup menjadi bermakna.

Elegi Menggapai Kategori

Dari elegi ini, saya belajar bahwa pikiran manusia terdiri atas kategori-kategori, yang dimungkinkan untuk membangun pengetahuan. Berpikir merupakan proses bekerjanya kategori-kategori tersebut.
Menurut hemat saya, dari uraian di atas kategori-kategori tersebut digunakan untuk membangun pengetahuan manusia. Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda, maka setiap orang memiliki cara yang berbeda pula dalam mengaktifkan kategori-kategori tersebut. Apabila seseorang mempelajari lebih mendalam tentang sesuatu hal maka akan selain dapat mengaktifkan juga dapat bertambah dan berkembang kategori-kategori dalam pikiran kita. Sehingga dapat dikatakan bahwa berpikir adalah proses yang intens dalam memecahkan masalah, dengan menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga mendapatkan pemecahan.

Selasa, 22 November 2011

Elegi Menggapai Reduksi

Menurut Husserl reduksi dapat diartikan sebagai penyaringan atau pengecilan.
Menurut hemat saya, secara sadar dan tidak sadar semua yang ada di dunia ini mengalami reduksi, bahkan dalam berpikir pun kita juga mengalami reduksi. Agar orang dapat memahami sebagaimana adanya, ia harus memusatkan perhatian kepada sesuatu tanpa prasangka dan tanpa memberi teori sama sekali, akan tetapi tertuju kepada barang / hal itu sendiri, sehingga hakikat barang itu dapat mengungkapkan dirinya sendiri.
Kita mempunyai banyak prasangka, perasaan, pendirian tertentu, dan sebagainya. Semua itu kita masukkan saja ke dalam pengertian kita. Sekarang untuk mencapai pengertian yang murni kita harus berani hanya melihat esensinya.
Namun demikian, semuanya harus sesuai dengan ruang dan waktunya karena semuanya adalah proses yang menuju suatu muara.

Senin, 21 November 2011

Elegi Menggapai Tetap

Semua yang ada di dunia ini akan mengalami perubahan. Perubahan inilah merupakan suatu ketetapan. Perubahan ini berjalan tergantung ruang dan waktunya.
Hanya Allah SWT yang bersifat tetap dan absolut. Sehingga kita sebagai manusia harus tunduk dan patuh kepada Nya.

Elegi Konferensi Kebenaran

Penilaian tentang suatu kebenaran yang dianggap benar masih tergantung pada ruang dan waktu. Apa yang dianggap benar oleh masyarakat atau bangsa lain, belum tentu dinilai sebagai suatu kebenaran oleh masyarakat atau bangsa lain. Sebaliknya, sesuatu yang dianggap benar oleh masayarakat atau bangsa dalam suatu zaman, akan berbeda pada zaman berikutnya. Diperlukan suatu usaha untuk memahami dan merenungkan persoalan-persoalan yang timbul di dalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia.
Kebenaran yang absolut adalah milik Allah SWT sehingga tidak ada alasan bagi manusia sebagai hamba Nya untuk selalu melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya.

Minggu, 20 November 2011

Elegi Menggapai Dimensi

Memang keberadaan manusia di muka bumi adalah sesuatu yang menarik. Selain manusia selalu menjadi pokok permasalahan, ia juga dapat melihat bahwa segala peristiwa dan masalah apa pun yang terjadi di dunia ini pada akhirnya berhubungan dengan manusia. Manusia akan selalu berpikir tentang dirinya sendiri, sehingga diperlukan kesadaran dan ikhtiar dalam memikirkannya.
Dengan memahami hakikat dimensi kita sebagai manusia lebih introspeksi terhadap diri sendiri. Kehidupan haruslah seimbang, jangan selalu melihat ke atas, lihatlah juga di belakang. Jangan selalu melihat kekurangan orang lain, tetapi lihat juga kekurangan diri sendiri. Allah menciptakan dunia beserta isinya lengkap dengan segala kelebihan, kekurangan dan dimensinya masing-masing. Maka bersyukurlah...

Elegi Menggapai Hakekat

Hakekat, banyak orang sangat berkepentingan dengan kata yang satu ini. Di Perguruan tinggi hampir semua dosen dan mahasiswa berhadapan dengan istilah hakekat. Namun tidak semua mahasiswa dan dosen memahami  pengertian “hakekat” dengan baik. Kata yang satu ini sangat gampang diucapkan dan sangat enak didengar. Namun penggunaannya sering tidak cocok dengan yang seharusnya (makna yang dikandungnya). 
Menurut Jalius HR, hakekat adalah apa yang membuat sesuatu terwujud.  Hakekat selalu ada dalam keadaan sifatnya tidak berubah-ubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita maksudkan. Karena hakekat merupakan faktor utama yang wajib ada, maka esensinya itu tidak dapat dipungkiri atau dinafikan. Keberadaannya (eksistensinya) di setiap tempat dan waktu tidak berubah.
Hakekat merupakan inti pokok dari sesuatu, dengan hakekat itulah sesuatu bereksistensi. Hakekat atau esensi mengacu kepada hal-hal yang lebih permanen yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi. 
Dengan demikian, untuk lebih memahami suatu hakekat dibutuhkan kesadaran dan keikhlasan dalam mempelajarinya sehingga kita mendapatkan pemahaman yang lebih terhadap hakekat itu sendiri.

Membangun Filsafat Melalui Logika

Logika berasal dari bahasa Yunani yaitu "logike", yang berhubungan dengan kata benda "logos", yang berarti pikiran atau perkataan sebagai pernyataan dari pikiran itu. Hal ini membuktikan bahwa ternyata ada hubungan yang erat antara pikiran dan perkataan yang merupakan pernyataan dalam bahasa.
Secara estimologis, logika adalah bidang penyelidikan yang membahas pikiran, yang dinyatakan dalam bahasa. Secara luas dapat dikatakan bahwa logika adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip-prinsip serta norma-norma penyimpulan yang sah.
Menurut Irving M. Copy dalam karyanya yang berjudul "Introduction To Logic", definisi logika yaitu:
"Logic is the study of methods and principles used to distinguish good (correct) from bad (incorrect) reasoning"
"Logika adalah penelaah mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk membedakan penalaran yang baik dalam arti benar dari penalaran yang jelek dalam arti tidak benar."
Dari definisi tersebut, dapat terlihat bahwa logika adalah suatu alat (tool) yang digunakan untuk dapat berpikir secara sah. Hal ini beralasan karena kenyataannya logika dapat membantu orang yang mempelajarinya untuk dapat berfikir logis.
Menurut Susanne  K. Langer, dalam bukunya yang berjudul "An Introduction To Symbolic Logic" yang mengatakan bahwa: "Logic is to the philosopher what the telescope is to the astronomer: an instrument of vision." (Logika bagi filsuf adalah seperti halnya teropong bagi astronom: suatu alat penglihatan. Logika merupakan suatu alat dari pemikiran filsafat seperti halnya matematika merupakan suatu alat bagi fisika)

Logika bagi filsafat bukan saja merupakan alat pandang sebagaimana dikemukakan Susanna K. Langer, bahkan merupakan esensi dari filsafat sebagaimana dikemukakan oleh Bertrand Russell.
Obyek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu yang ada meliputi Tuhan, alam dan manusia. Logika membahas salah satu dari potensi rohani manusia yang disebut cipta. Sehingga kita harus sadar bahwa logika hanya mempelajari sebagian kecil saja dari filsafat. Sebagai konsekuensi logisnya, kalau orang berbicara tentang logika harus disinggung pula posisi logika dalam kerangka filsafat secara keseluruhan.
Beberapa alasan untuk mempelajari logika, yaitu sebagai berikut:
1. Sepanjang logika dipandang sebagai ilmu dan bukan sebagai seni (kecakapan), maka usaha mempelajari logika harus memberikan orang yang mempelajarinya pemahaman tentang hakekat, tentang prinsip-prinsip pemikiran logis.
2. Ditinjau secara praktis yakni sebagai suatu seni, kecakapan, logika harus membantu orang yang mempelajarinya untuk memperbaiki kemampuannya sendiri melakukan penalaran yang meyakinkan, sehingga ia dapat mengetahui perbedaan antara bahan bukti yang baik dan yang buruk bagi suatu kesimpulan
3. Logika diharapkan dapat menjadikan orang yang mempelajarinya sadar akan perbedaan antara bujukan yang mempergunakan berbagai sarana yang psikologis dengan keyakinan rasional yang mempergunakan  bahan-bahan bukti serta penalaran yang logis.
Harapannya dengan berbekal pengetahuan yang fundamental tentang logika diharapkan dapat menambah efisiensi cara berpikir dari seseorang. Dengan menguasai logika diharapkan dapat melakukan pengecekan terhadap hasil-hasil pemikirannya sendiri maupun hasil pemikiran orang lain dengan cara yang obyektif. Dengan logika, seseorang akan terlatih untuk mempercayai hasil pemikirannya sendiri, yang kemudian dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah yang konsisten dan logis. Logika dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mengungkapkan gagasan-gagasan  secara jelas dan ringkas. Logika juga dapat melatih untuk menambah daya berfikir abstrak.

Sumber:
H.A.Dardiri. 1985. Humaniora Filsafat dan Logika. UNY: FIP

Senin, 07 November 2011

Elegi Menggapai Dasar Gunung Es

"Elegi Menggapai Dasar Gunung Es" memberikan gambaran terhadap saya bahwa ilmu itu sangatlah luas dan dalam maknanya. Pemikiran yang terbuka, aktif, kreatif dan kritis dalam memaknai dan mempelajarinya. Tidak hanya sekedar ujungnya saja tetapi sampai ke akar-akarnya, karena apabila tidak sampai ke akarnya kita dapat saja salah memaknai suatu ilmu.
Tetapi sebenarnya yang paling penting disini adalah prosesnya. Proses yang dapat disebut sebagai belajar. Karena sesuatu itu apabila dengan instan maka kita tidak dapat memaknainya dengan benar. Diperlukan proses yang panjang untuk mencapai suatu tujuan walaupun tidak sempurna. Karena kesempurnaan hanya lah milik Allah SWT.

Elegi Menggapai Ramai

Allah SWT telah menciptakan manusia dengan segala kenikmatannya adalah hanya untuk beribadah kepada Allah. Tetapi dunia ini dengan segala kelebihannya membuat manusia menjadi lupa terhadap-Nya...
Selalu berserah diri lah dan memohon ampun kepada Allah. Berzikir dan bertasbih dengan seluruh panca indera kita dengan hati yang tulus tanpa harus dengan nyaring karena Allah Maha Mendengar.
Maha Benar Allah atas segala firman-Nya

Elegi Bagaimana Matematikawan Dapat Mengusir Syaitan?

Sebelumnya, tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa matematika dapat dikaitkan dengan sesuatu yang disebut syaitan? Kesan awal yang terlintas saat membaca elegi ini adalah menarik, dan kemudian terlintas juga dalam pikiran saya mengapa elegi ini tidak dibuat sebuah cerita untuk anak-anak. Mungkin dengan seperti ini anak-anak dapat mengganggap matematika menjadi lebih menyenangkan.
Elegi ini menggambarkan bahwa matematika itu adalah ilmu yang aktif, kreatif dan kritis. Dalam matematika sesuatu hal dapat saling dihubungkan tergantung bagaimana kita memikirkannya. Hal ini menunjukkan bahwa matematika adalah ilmu yang sangat luas. Karena sangat luasnya pemikiran kita terhadap matematika, sehingga kita harus selalu mengingat bahwa Allah SWT lah yang menciptakannya, dan kita sebagai hamba-Nya harus selalu berserah diri pada-Nya.

Elegi Seorang Hamba Menggapai Ruang dan Waktu

Sekarang ini, semakin lama semakin orang tidak sadar dan ikhlas akan ruang dan waktu. Terkadang seseorang masih memikirkan dirinya sendiri tanpa menyadari akan keberadaan seseorang. Dengan membaca elegi ini semakin menguatkan saya akan arti "menggapai ruang dan waktu". Bahwa segala pikiran, ucapan, sikap dan perbuatan harus dapat menyesuaikan ruang dan waktunya.
Sebenar-benarnya kesadaran akan ruang dan waktu adalah suatu adat kebiasaan dan kepekaan terhadap segala hal. Oleh karena itu, mungkin untuk saat ini diperlukan pendidikan dan membiasakan diri terhadap hal tersebut agar kita bisa lebih menghargai sesuatu dan keberadaan orang lain, yang kemudian dilanjutkan dengan membudayakannya.