Kamis, 05 Januari 2012

Elegi Memahami Elegi

Ikhlas ikhlas dan ikhlas.....
ikhlas sudah tersedia di dalam hati setiap manusia, tetapi perasaan ikhlas itu sering tertutup oleh nafsu, kebencian, iri, sombong, dan takabur. Meskipun ikhlas itu tidak ada ilmunya, namun ia bisa dipelajari dengan banyak latihan bersabar. Perlu banyak latihan kesabaran agar kita lebih ikhlas dalam hidup ini.
Dengan membaca elegi kita belajar untuk ikhlas dalam mempelajari sesuatu. memerlukan sebuah proses dalam menggapai pengetahuan yang tak terhingga batasnya ini. semakin kita mengerti atau memahami sesuatu semakin kita  makin percaya akan kebesaran Tuhan....

Rabu, 04 Januari 2012

Elegi Sang Bagawat Menggapai Kesempatan 6

Persis seperti yang dikatakan oleh ilmuwan besar Albert Einstein:IN THE MIDDLE OF DIFFICULLTY, LIES OPPORTUNITIES. Di dalam setiap kesulitan terdapat kesempatan.
Pastikan dengan segenap kreativitas, kerja keras, keuletan, dan niat baik kita ciptakan kesempatan, manfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin dan memperoleh kehidupan yang lebih baik, lebih sukses, dan lebih berarti. Amin...

Elegi Sang Bagawat Menggapai Kesempatan 5

Persis seperti yang dikatakan oleh ilmuwan besar Albert Einstein:IN THE MIDDLE OF DIFFICULLTY, LIES OPPORTUNITIES. Di dalam setiap kesulitan terdapat kesempatan.
Pastikan dengan segenap kreativitas, kerja keras, keuletan, dan niat baik kita ciptakan kesempatan, manfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin dan memperoleh kehidupan yang lebih baik, lebih sukses, dan lebih berarti. Amin...

Elegi Sang Bagawat Menggapai Kesempatan 4

Kesempatan merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki bagi siapa saja yang mau mengembangkan diri. Tanpa kesempatan yang tersedia, tidak mungkin kita bisa sukses. Oleh sebab itu bila kesempatan belum datang, kita harus berusaha menciptakannya, bahkan di dalam kesulitan pun. Jika kita punya keuletan untuk berusaha terus menerus, suatu hari, kesempatan pasti akan datang.

Elegi Sang Bagawat Menggapai Kesempatan 3

Memang pada kondisi tertentu, kadang munculnya kesempatan itu butuh pematangan waktu. Kita perlu menunggu sesaat, tetapi bukan dengan sikap yang pasif, sebaliknya, kita menunggu kesempatan itu dengan sikap waspada, proaktif, dan penuh kesiapan.
Seperti sikap seekor kucing yang akan menangkap tikus, kucing bisa dengan sabar, waspada, penuh kesiapan menunggu kesempatan tikus keluar dari lubang persembunyiannya. Begitu tikus keluar, kucing akan segera menyergap mangsanya.
Keberhasilan kucing melumpuhkan tikus adalah serangkaian proses melakukan tiga hal yang telah disebutkan di atas, yaitu kemampuan menunggu kesempatan bukan secara pasif tetapi proaktif, penuh kesiapan. Begitu kesempatan tercipta, langsung dimanfaatkan.

Elegi Sang Bagawat Menggapai Kesempatan 2

Bagi orang lemah (tipe pertama), bila kesempatan belum datang, dia akan menunggu dan menunggu sampai kesempatan itu datang. Bila ditunggu kesempatan belum juga datang, dia berpikir, "Yah.... Ini memang nasibku."
Tipe kedua. Bagi orang kuat, bila kesempatan belum datang, dia akan mengunakan berbagai macam cara: kreativitas, memanfaatkan koneksi, dan segenap kemampuannya.untuk menciptakan kesempatan itu datang padanya.
Tipe ketiga. Bagi orang cerdik/bijaksana, dia akan memanfaatkan kesempatan karena dia menyadari kesempatan adalah sesuatu yang berharga. Belum tentu kesempatan itu datang untuk kedua kali!

Elegi Sang Bagawat Menggapai Kesempatan

Ada 3 tipe manusia, dalam melihat sebuah kesempatan. Dalam pepatahMandarin dikatakan:
Orang yang lemah, menunggu kesempatan.
Orang yang kuat, menciptakan kesempatan.
Orang yang cerdik/bijak memanfaatkan kesempatan.

Elegi Menggapai Awal dan Akhir Kedua 4

Hal ini menuntut seorang hamba agar memerhatikan keutamaan Rabbnya dalam setiap nikmat, baik berupa nikmat agama ataupun dunia, di mana sebab dan musababnya berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Elegi Menggapai Awal dan Akhir Kedua 3

Makna Al Akhir adalah Dzat yang tiada sesuatu setelahNya. Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala ini menunjukkan keabadianNya dan kekekalanNya, dan ini menunjukkan bahwa Dia merupakan tujuan dan tempat bergantung yang seluruh makhluk menuju kepadaNya dengan ibadah, harapan, rasa takut dan seluruh keperluan mereka.

Elegi Menggapai Awal dan Akhir Kedua 2

Makna Al Awwal adalah Dzat yang tiada sesuatu sebelum-Nya, sehingga nama ini menunjukkan kedahuluan Allah Ta’ala dan kedahuluan Allah Ta’ala itu bersifat mutlak bukan kedahuluan yang relatif (nisbi), Sehingga nama Allah Al Awwal menunjukkan bahwa segala sesuatu selainNya baru ada setelah sebelumnya tiada.

Elegi Menggapai Awal dan Akhir Kedua

Ada awal pasti akan ada akhir. Awal dari sesuatu adalah nol, dan akhir dari sesuatu pun adalah nol. Dari tiada, kembali kepada ketiadaan.
Semua yang berasal dari kehampaan akan kembali menuju kesunyian abadi. Segala yang berawal pasti akan berakhir. Sesuatu yang berakhir bukanlah sebuah keabadian. Keabadian tak akan pernah berakhir. Keabadian akan selalu ada, kapan pun dan di mana pun.
Keabadian adalah puncak dari segala sesuatu. Puncak dari segala yang awal dan yang akhir.

Elegi Perbincangan Para Sama

apa yang terlihat, terdengar, tersentuh, bahkan dirasakan sama menurut indera manusia ternyata masih ada perbedaan. terkadang apa yang dirasakan oleh manusia dengan satu dengan yang lain pun berbeda.
sehingga saat ada persamaan pada saat itu juga ada perbedaan dan saat ada perbedaan pada saat itu juga ada persamaan. walaupun dengan banyaknya perbedaan, kita masih dapat hidup bersama-sama. karena esensi dari hidup adalah saling berbagi dan saling melengkapi. maka dari itu, inilah yang disebut hidup yang menghidupkan

Elegi Perbincangan Para Tepat

dari sini saya belajar bahwa ketepatan bersifat relatif. dan itu hanya ada di pikiran masing-masing individu. karena setiap manusia mempunyai pemikiran dan perasaan yang berbeda sehingga apa yang dilihat dan dirasakannya akan ada berbeda-beda pula.
yang sebenar-benarnya tepat dan absolut adalah milik Allah, karena apa yang ada dan yang mungkin ada adalah milik Nya dan akan kembali ke pangkuan Nya

Elegi Konferensi Para Beda part 2

Perbedaan merupakan sebuah dinamika yang wajar dan normal dalam sebuah kehidupan. Ia akan selalu mengiringi setiap fase perjalanan sebuah kehidupan. kita hidup disini, bukan tanpa perbedaan, justru kita berasal dari berbagai macam perbedaan, latar belakang yang beda, pola kehidupan dan cara bekerja, hingga ternyata pola pemikiran kita pun ternyata memiliki bermacam sudut pandang yang beda pula. Namun sekali lagi, itu merupakan hal yang lumrah, karena celah-celah perbedaan akan selalu saja muncul.

Elegi Konferensi Para Beda

Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah (organisasi). Mereka yang tidak bisa menikmati perbedaan itu dengan cara yang benar akan kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam ketidaksetujuan itu sebuah rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan.  Dan ternyata, memang benar adanya, karena perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang akan hadir dalam setiap fase kehidupan kita.

Elegi Konferensi Para Keliru part 3

Dari kekeliruan-kekeliruan yang telah kita buat, tentu saja kita akan semakin berkembang dan bijak. Kekeliruan-kekeliruan, dalam hubungannya dengan keberanian mengambil resiko, merupakan sesuatu yang krusial untuk sebuah kesuksesan. Hal yang terpenting adalah melihat kekeliruan sebagai batu loncatan untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi dan kehidupan yang lebih baik.

Elegi Konferensi Para Keliru part 2

Jika kita menjalani hidup dengan ketakutan untuk melakukan kekeliruan, maka kita akan menghabiskan hidup dengan tidak melakukan apa-apa. Bukan masalah jika kita melakukan kekeliruan, karena sekali lagi itu adalah bagian penting dari hidup agar kita terus maju. Semakin banyak tanggung jawab yang kita pikul, kemungkinan kita melakukan kekeliruan pun semakin sering.

Elegi Konferensi Para Keliru

Tidak ada orang yang suka berbuat kekeliruan. Namun jika kita ingin melewati hidup dengan lebih baik, maka tidak ada jaminan bagi kita untuk tidak melakukan kekeliruan. Jika kita dapat belajar dari kekeliruan dengan tepat, maka kita akan mendapatkan bahan bakar baru untuk maju kedepan.
Kita harus menyadari bahwa kekeliruan adalah bagian yang penting dalam pengembangan diri. Jangan termenung terus dengan rasa bersalah dan penyesalan, tetapi mempelajari pelajari bagaimana kita dapat belajar dari kekeliruan-kekeliruan tersebut.

Elegi Menggapai Reduksi part 3

Kebiasaan kita berpikir dengan logika, mengakibatkan dalam menginginkan sesuatu pun biasanya kita lebih bisa percaya semua bekerja sesuai batas logika kita. Akhirnya meskipun kita fokus pada keinginan kita, karena secara tidak sadar kita membatasi kejadiannya sesuai logika kita dan bukan ajaib sim salabim dalam sekejap, maka keyakinan kita pun bisa mewujud tetapi tetap dalam kerangka logika kita.

Elegi Menggapai Reduksi part2

Di zaman modern karena orang semakin tahu ilmunya, tidak perlu betapa pun asalkan bisa memfokuskan pikiran dan keinginan, maka hal-hal ajaib pun bisa diwujudkan. Ada beberapa orang yang secara bawaan memang gampang untuk memfokuskan pikiran dan keyakinan, bahkan tanpa mereka sendiri sadari bahwa mereka telah fokus. Sehingga ada orang-orang yang dengan mudah melakukan hal-hal luar biasa yang sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan orang lain karena secara bawaan dia dibekali kemampuan untuk fokus dengan keinginannya, dan kecerdasan untuk menerima daya kerja bawah sadar yang kadang tanpa mereka sadari. Ada juga sebagian orang yang perlu pelatihan untuk bisa mengerti dan mempraktekkan ilmu fokus itu.

Elegi Menggapai Pengetahuan Obyektif part 6

Terlepas dari berbagai pandangan yang ada, bahwa sumber pengetahuan di dunia ini betapa kaya dan luasnya, sehingga manusia tidak mungkin dapat menjangkau seluruhnya dan pengetahuan yang kita miliki hanya baru sebagian kecil saja dari sumber pengetahuan yang tersedia. Kewajiban kita adalah berusaha mendapatkan pengetahuan itu sesuai dengan kapasitas yang dimiliki masing-masing, melalui usaha yang tiada henti sepanjang hayat. Semakin banyak dan mendalam pengetahuannya, seseorang akan semakin tersadarkan pula bahwa sesungguhnya betapa kecilnya pengetahuan yang telah didapatkanya.

Elegi Menggapai Pengetahuan Obyektif part 5

Kalangan konstruktivist ala Piaget berpandangan bahwa seseorang memperoleh pengetahuan dengan cara mengasosiasikan dan mengakomodasikan pengetahuan yang telah ada dalam dirinya dengan pengetahuan yang diterimanya sehingga membentuk pengetahuan baru, melalui usaha aktif inidividu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Tentunya, masih banyak pandangan-pandangan lainnya tentang bagaimana seseorang dapat memperoleh pengetahuan.

Elegi Menggapai Pengetahuan Obyektif part 4

Sementara kalangan Cognitivist beranggapan bahwa pengetahuan manusia diperoleh melalui persepsinya terhadap stimulus dengan menggunakan alat dria, hasil persepsi berupa informasi akan disimpan dalam sistem memori untuk diolah dan diberikan makna, selanjutnya.informasi tersebut digunakan (retrieval) pada saat diperlukan. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan dengan mengoptimalkan kemampuan perseptual dan perhatiannya serta mengatur penyimpanan informasi secara tertib.

Elegi Menggapai Pengetahuan Obyektif part 3

Bagaimana seseorang dapat memperoleh pengetahuan ? Untuk jawabannya bisa dijelaskan dari berbagai teori belajar. Kalangan behaviorist beranggapan bahwa pengetahuan seseorang diperoleh melalui upaya-upaya pengkondisian (conditioning) dengan menciptakan stimulus-stimulus tertentu yang bersumber dari lingkungan sehingga pada gilirannya dapat diperoleh respon-respon tertentu. Kekuatan utamanya terletak pada pemberian reinforcement atas respon-respon yang dihasilkan. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan dengan cara trial and error, latihan secara berulang-ulang, atau meniru dari orang lain.

Elegi Menggapai Pengetahuan Obyektif part 2

Salah satu keunggulan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya di muka bumi adalah dimilikinya kemampuan untuk berfikir atau dalam bahasa psikologi dikenal dengan istilah kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif inilah yang memungkinkan manusia untuk dapat memiliki sejumlah pengetahuan (knowledge) guna kepentingan kelangsungan hidupnya. Dengan pengetahuan yang dimilikinya, seorang manusia dapat mengingat, memahami, merencanakan, atau memecahkan berbagai masalah kehidupan yang sangat kompleks sekalipun.

Elegi Menggapai Kategori part 3

Bagi Kant, satu-satunya pengetahuan yang benar dan tepat adalah pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui kategori-kategori intelek, yang tugasnya adalah mengatur data-data pengindraan yang masuk sesuai suksesi mekanik mereka. Ideal realitas (noumenon), Allah, keabadian jiwa, dan dunia eksternal bukanlah objek dari intuisi yang masuk akal (sensible intuiton), dan karenanya bukan obyek dari pengetahuan yang adalah lazim bagi intelek.

Elegi Menggapai Kategori part2

Ada 12 kategori intelek, dan dibagi oleh Kant menjadi empat kelas, yakni kuantitas, kualitas, hubungan, dan moda. Keduabelas kategori berfungsi sebagai kerangka acuan di mana hukum-hukum mekanis alam bisa dipahami. Perlu dicatat bahwa unifikasi permanen dari data yang diinderai ini hanya mungkin dengan syarat bahwa intelek pemersatu (yang dimaksud adalah intelek) tetap identik dengan dirinya sendiri. Jika intelek berubah-ubah di hadapan data yang diinderai, mustahil mencapai suatu unifikasi permanen. Demikianlah universalitas dan objektivitas ilmu pengetahuan menyiratkan keabadian intelek dalam identitasnya.

Forum Tanya Jawab 14: Filsafat Pendidikan Matematika part 3

Tujuan filsafat pendidikan matematika  di sekolah tidak lain tidak bukan adalah agar kita menjadi saksi tentang pendidikan matematika. Maksudnya jika di sekolah ada praktik – praktik pembelajaran matematika yang tidak sesuai dengan hakikat matematika, maka disitulah kita dapat berperan sebagai saksi yaitu dengan menyumbangkan pemikiran kritis kita yang kita dapatkan melalui pembelajaran filsafat pendidikan matematika di sekolah. Memang tidaklah mudah untuk menjadi seorang saksi tentang pendidikan matematika. Tetapi jika kita bersungguh-sungguh dalam belajar filsafat pendidikan matematika, tentu kita akan bisa menjadi saksi seperti apa yang kita harapkan.

Forum Tanya Jawab 14: Filsafat Pendidikan Matematika part 2

Salah satu titik krusial yang menjadi masalah bersama oleh matematika maupun filsafat misalnya persoalan pondasi matematika. Baik matematikawan maupun para filsuf bersama-sama berkepentingan untuk menelaah apakah ada pondasi matematika? Jika ada apakah pondasi itu bersifat tunggal atau jamak? Jika bersifat tunggal maka apakah pondasi itu? Jika bersifat jamak maka bagaimana kita tahu bahwa satu atau beberapa diantaranya lebih utama atau tidak lebih utama sebagai pondasi?
*mari kita renungkan sejenak

Forum Tanya Jawab 14: Filsafat Pendidikan Matematika

Pada abad terakhir di mana logika yang merupakan kajian sekaligus pondasi matematika menjadi bahan kajian penting baik oleh para matematikawan maupun oleh para filsuf. Logika matematika mempunyai peranan hingga sampai era filsafat kontemporer di mana banyak para filsuf kemudian mempelajari logika. Logika matematika telah memberi inspirasi kepada pemikiran filsuf, kemudian para filsuf juga berusaha mengembangkan pemikiran logika misalnya “logika modal”, yang kemudian dikembangkan lagi oleh para matematikawan dan bermanfaat bagi pengembangan program komputer dan analisis bahasa.

Artikel Populer: Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika part 7

Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencerdaskan siswa saja, tetapi juga mempunyai potensi untuk membentuk karakter siswa. Oleh banyak kalangan, pelajaran matematika diyakini memiliki nilai-nilai tertentu yang amat penting dalam membentuk dan mengembangkan karakter siswa. Namun sayang, dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sehari-hari, sekolah lebih sibuk dengan aspek kognitif saja, sehingga aspek yang lebih mendasar, yaitu pembentukan dan pengembangan karakter siswa kurang tersentuh.

Artikel Populer: Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika part 6

Agus Prabowo dan Pramono Sidi (2010) juga menekankan bahwa pembelajaran matematika tidak sekedar mengajarkan materi matematika, tetapi juga mendidik untuk membangun dan memahat karakter. Pembelajaran matematika dijadikan media dan wahana untuk pembentukan karakter, sehingga pembelajaran matematika tidak hanya untuk mendukung pengembangan ranah kognitif saja tetapi juga untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotor.

Artikel Populer: Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika part 5

Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada tataran internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari di masyarakat.

Artikel Populer: Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika part 4

Untuk membentuk karakter siswa, tidak harus melalui satu mata pelajaran tersendiri, melainkan dapat diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran matematika. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Akhmad Sudrajat (2010) bahwa pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran.

Senin, 02 Januari 2012

Forum Tanya Jawab 13: Filsafat Pendidikan Sains part 3

Maka jelaslah bahwa pendidikan sains juga bisa menjadi jembatan untuk pendidikan moral, tanpa perlu menciptakan mata pelajaran baru dengan nama etika, moral, atau agama. Dengan cara ini kita semua bisa membangun kurikulum pendidikan yang bersifat integral antara pendidikan intelektual dan pendidikan karakter. Kedua hal itu sama sekali tidak terpisahkan.

Forum Tanya Jawab 13: Filsafat Pendidikan Sains part 2

Pemahaman akan sesuatu juga harus melahirkan kecintaan dan penghargaan pada sesuatu itu. Ilmu bukan sekedar teori ataupun rumus untuk dihafalkan, tetapi juga ajakan untuk sungguh menghargai dan mencintai alam semesta, baik alam sosial maupun alam natural. Cinta dan penghargaan yang nantinya kita wujudkan di dalam sikap hidup sehari-hari.

Forum Tanya Jawab 13: Filsafat Pendidikan Sain

Pendidikan sains bukan cuma pemindahan pengetahuan semata, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang tersembuyi di dalamnya. misalnya, hal yang sama bisa diajarkan melalui pelajaran kimia. Ilmu kimia bertujuan untuk mengungkap elemen-elemen yang menyusun alam semesta. Di dalam proses belajar kimia, para peserta didik diajak untuk melihat alam sebagai suatu harmoni agung yang seimbang tiada tara. Alam adalah sesuatu yang indah, yang perlu kita hargai dan cintai.

Forum Tanya Jawab 12: Perjalanan Filsafat part 2

Allah selalu menciptakan sesuatu secara bertahap, yaitu dengan melalui suatu proses yang berkesinambungan. Manusia misalnya, ia diciptakan tidak langsung dewasa. Tetapi melalui proses yang bermulai dari bentuk air, lalu menjadi janin, kemudian menjadi bayi, lalu menjadi anak-anak, dan akhirnya menjadi dewasa.
seperti halnya belajar filsafat yang juga dilakukan secara, kehidupan manusia pun begitu adanya. semua membutuhkan proses pembelajaran dari waktu ke waktu.

Forum Tanya Jawab 12: Perjalanan Filsafat

manusia yang paling bahagia adalah manusia yang tidak mengenal jangka waktu dan dibelenggu oleh waktu dan tenggat waktu.  Hidup adalah persinggahan sementara manusia ke bumi. Bagaimana kita mau mengisi kunjungan itu tergantung pada diri kita masing-masing. Waktu adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan. Kita tidak bisa memperpanjang waktu yang diberikan pada kita, tetapi kita dapat menggunakannya dengan bijaksana atau sebaliknya mengisinya dengan hal-hal yang sia-sia. Keputusan sepenuhnya ada di tangan kita.

Forum Tanya Jawab 2: Tema Hantu dan Kematian di kelas RSBI....?

menurut hemat saya, siswa di kelas RSBI mungkin merasa jenuh akan sebuah kebiasaan yang terus menerus sehingga untuk keluar dari kebiasaan tersebut mereka mencari sesuatu yang berbeda. salah satunya dengan cara berpikir di luar kebiasaan atau istilah sekarang berfikir out the box. dimana siswa berusaha untuk berfikir di luar kebiasaan dan menggunakannya sebagai suatu terobosan baru. hal inilah yang disebut berfikir kreatif. apa yang akan kita lakukan kemudian adalah berusaha mengembangkan kreatifitas tersebut agar lebih meningkat dan tetap berada di jalur positif.

Artikel Populer: Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika part 3

Pendidikan karakter siswa harus bermula dan ditanamkan dari lingkungan keluarga, sebab keluarga adalah fondasi utama pendidikan. Betapa pun baiknya pendidikan formal di sekolah, betapa pun sudah didukung oleh perangkat teknologi canggih, jika tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang baik, hasilnya tidak akan memuaskan. Keluarga adalah basis terkecil dari kehidupan bermasyarakat. Pendidikan dalam keluarga harus ditopang juga oleh lingkungan dan masyarakat yang sehat, serta didukung oleh pemerintahan yang bersih. Meski terkadang pemerintahan yang bersih masih menjadi utopia. Jika tidak begitu, pendidikan karakter akan sulit untuk direalisasikan dan hanya akan menjadi wacana saja, maka dari itu mari kita mulai sedini mungkin tentang pendidikan karakter siswa

Artikel Populer: Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika part 2

Pendidikan Karakter Siswa  yang baik, menurut John Luther, lebih patut dipuji daripada bakat yang luar biasa. Hampir semua bakat adalah anugerah. Karakter yang baik tidak dianugerahkan kepada kita. Kita harus membangunnya sedikit demi sedikit dengan pikiran, pilihan, keberanian, dan usaha keras. Karakter memang laksana “otot” yang memerlukan latihan demi latihan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan dan kekuatannya. Oleh karena itu, pendidikan karakter memerlukan proses pemahaman, penanaman nilai, dan pembiasaan, sehingga seorang anak didik dapat mencintai perbuatan baik berdasarkan kesadaran yang timbul dari dirinya. Dalam kaitan inilah kita melihat banyaknya kekeliruan dan kegagalan dalam konsep dan kebijakan pendidikan nasional yang terlalu mengarahkan anak didik untuk semata-mata terampil menjawab soal. Anak dihargai tinggi jika mampu menjawab soal-soal ujian. Mata pelajaran diarahkan untuk latihan kognitif semata dengan menjejalkan informasi sebanyak mungkin kepada para siswa.

Artikel Populer: Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Matematika

Pendidikan Karakter Siswa anak didik dimana setiap manusia yang terlahir ke dunia merupakan anugrah dan setiap manusia menyandang potensinya masing-masing. Ia akan menjadi manfaat atau tidak untuk dirinya sendiri dan lingkungannya tergantung perlakuan yang diterima dirinya. Perlakuan inilah yang disebut dengan pendidikan. Kualitas kemanusiaan sangat bergantung dari pendidikan yang diberikan. Semakin berkualitas pendidikan yang diberikan, akan semakin berkualitas pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.

Elegi Ritual Ikhlas IV : Memandang Wajah Rasulullah part 4

Mulai sekarang, kita wajib menumbuhkan semangat untuk mencintai dan meneladani Rasulullah dalam jiwa kita. Wujudkan dalam setiap aktivitas kehidupan kita bahwa kita mencintai dan meneladani Rasulullah. Sehingga kita menjadi umat yang diridhoi oleh Allah dan Rasul-Nya.

Elegi Ritual Ikhlas IV : Memandang Wajah Rasulullah part 3

Satu hal yang bisa kita dapati bila kita mencintai dan meneladani Rasulullah dalam segala komponen kehidupan, yang tak akan pernah kita jumpai dalam mencintai dan meneladani selain Rasulullah. Yakni Rasululullah akan memberi “bonus” berupa syafaat kepada kita di hari penghisaban, bila kita mengikuti apa-apa yang diperintahkannya dan menghindari apa yang dilarangnya. Tak perlu menipu diri dengan menganggap nanti akan mendapat syafaat, sementara kita tak pernah meledani perbuatan Rasulullah.

Elegi Ritual Ikhlas IV : Memandang Wajah Rasulullah part 2

Namun amat disayangkan, rasa cinta kepada Rasulullah itu sedikit demi sedikit mulai memudar sesuai dengan berkembangnya peradaban. Dalam diri kita mulai merayap pemikiran dan perasaan yang bertolak belakang dengan sikap Rasulullah sebagai teladan kita. Betapa naifnya kita mengaku-ngaku mencintai dan meneladani Rasulullah sementara kita sendiri tak pernah mengikuti perilakunya. Di satu sisi kita senantiasa bersholawat kepadanya, tapi pada kesempatan yang lain kita malah melakukan perbuatan yang dilarangnya, yang jelas bertentangan dengan perilaku mulianya.

Elegi Ritual Ikhlas IV : Memandang Wajah Rasulullah

Wujud cinta kita kepada Rasulullah selalu kita buktikan dengan mengikuti perbuatan-perbuatannya. Rasul menganjurkan berbuat baik kepada semua orang, dengan segera kita melaksanakannya. Ketika Rasul menyuruh kita sopan santun, jujur, adil, bersikap pemaaf, maka dengan antusias kita menyambut dan melaksanakan perintah itu. Sehingga dalam kadar tertentu kita telah menjadikan Rasulullah sebagai figur yang harus diteladani dalam segala komponen kehidupan. Bahkan Rasulullah adalah ushwatun hasanah atau teladan yang baik.

Minggu, 01 Januari 2012

Elegi Bagawat Selatan Mengaji Jalaliyyah dan Jamaliyyah Wujud Allah part 3

kebahagiaan hidup bukanlah hanya kebahagiaan duniawiah semata, tetapi ada kebahagiaann hidup yang lebih tinggi nilainya yaitu kebahagiaan ukhrawi dalam keabadian yang penuh dengan suka cita. Bagi manusia yang taqwa, disamping dia mencari kebahagiaan hidup di dunia dia juga merasa berkepentingan dan berusaha untuk mencari kebahagiaan di akhirat yang hanya dapat dicapai dengan karena mendapat ridla Allah subhanahu wa ta’ala.

Elegi Bagawat Selatan Mengaji Jalaliyyah dan Jamaliyyah Wujud Allah part 2

Sebagai makhluk  yang menyadari akan segala keterbatasannya, manusia semestinya melihat fenomena yang ada disekitarnya itu sebagai wasilah untuk mengenali dirinya agar bisa mengenali Allah sebagai Tuhan-nya.  Dengan begitu eksistensi Allah ditengah kehidupan dapat dirasakan secara nyata yang bisa mengikis kesewenang-wenangan, ketidak adilan, keserakahan, kesombongan dan sifat-sifat  buruk lainnya dan mengiringinya dengan penumbuh-kembangan sifat-sifat terpuji yang ada pada diri manusia.

Elegi Bagawat Selatan Mengaji Jalaliyyah dan Jamaliyyah Wujud Allah


Secara fitrah manusia memiliki naluri kepercayaan kepada Tuhan yang menjadi causa prima di semesta alam ini.  Kendati kepercayaan yang dimiliki manusia tersebut tidak selalu diiringi dengan ketaatan kepada fitrahnya, namun sampai dengan zaman millennium ke-3 ini Tuhan ternyata masih menunjukkan ke-Maha-annya di atas eksistensi kemampuan seluruh makhluknya.